BURSA

Bursa Asia Menghijau, Optimisme Investor Menguat Setelah Reli Wall Street

Bursa Asia Menghijau, Optimisme Investor Menguat Setelah Reli Wall Street
Bursa Asia Menghijau, Optimisme Investor Menguat Setelah Reli Wall Street

JAKARTA - Pasar saham Asia-Pasifik membuka perdagangan dengan optimisme tinggi.

Bursa-bursa utama di kawasan ini kompak menguat mengikuti reli yang terjadi di Wall Street, terutama pada indeks teknologi Nasdaq Composite.

Untuk pertama kalinya, Nasdaq berhasil menembus level psikologis 23.000 setelah naik 1,12 persen dan ditutup di posisi 23.043,38. Kenaikan ini memberi sinyal kuat bahwa minat investor terhadap sektor teknologi masih sangat tinggi.

Menurut laporan Philih Sekuritas Indonesia Research, reli saham teknologi Amerika Serikat menjadi katalis positif bagi pasar saham global, termasuk Asia.

Namun, para pelaku pasar tetap berhati-hati karena penutupan sebagian aktivitas pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown) masih berlangsung dan telah memasuki hari kedelapan.

Shutdown tersebut menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan investor karena menunda publikasi data ekonomi penting yang biasanya menjadi panduan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve. Tanpa data tersebut, pelaku pasar akan lebih mengandalkan sentimen dan perkembangan politik di Washington untuk membaca arah kebijakan suku bunga selanjutnya.

Shutdown AS Masih Jadi Faktor Ketidakpastian Global

Philih Sekuritas menilai, penundaan rilis data ekonomi akibat shutdown membuat pasar kehilangan sebagian besar indikator makro yang diperlukan untuk menilai kondisi ekonomi AS secara menyeluruh.

“Ketiadaan informasi akibat penutupan Pemerintah berarti investor mungkin akan lebih memperhatikan perkembangan lain untuk mengukur bagaimana Federal Reserve akan bertindak,” tulis lembaga riset tersebut.

Kondisi ini berpotensi meningkatkan volatilitas pasar dalam jangka pendek, terutama bagi mata uang dan obligasi negara berkembang yang sensitif terhadap kebijakan moneter AS. Meski demikian, sejauh ini sentimen global masih relatif stabil berkat dorongan kuat dari sektor teknologi yang terus menunjukkan kinerja positif.

Beberapa analis memperkirakan, jika shutdown tidak berlangsung terlalu lama, dampaknya terhadap pasar akan bersifat sementara. Namun, apabila negosiasi anggaran di Kongres AS terus buntu, potensi koreksi pasar bisa saja muncul, terutama pada sektor-sektor defensif yang bergantung pada belanja pemerintah.

Kinerja Bursa Asia Kompak Menguat

Sejalan dengan tren positif global, mayoritas indeks saham di Asia mencatat kenaikan signifikan. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melonjak 1,11 persen, sementara indeks Topix naik 0,36 persen. Kenaikan ini didorong oleh performa kuat saham-saham teknologi dan industri yang mendapat imbas positif dari penguatan Nasdaq.

Di Australia, indeks ASX/S&P 200 menguat 0,44 persen seiring peningkatan harga komoditas energi dan logam dasar. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong juga bergerak naik dari 26.829,46 menjadi 26.863, menandakan optimisme investor terhadap sektor properti dan teknologi.

Meski begitu, beberapa bursa di kawasan Asia tidak beroperasi karena libur nasional, seperti pasar saham Korea Selatan. Kondisi ini sedikit mengurangi volume perdagangan regional, tetapi tidak menghalangi penguatan indeks secara keseluruhan.

Wall Street Jadi Penggerak Utama Sentimen Pasar Global

Sementara di Amerika Serikat, tiga indeks utama Wall Street ditutup bervariasi. Indeks S&P 500 naik 0,58 persen menjadi 6.753,72, didorong oleh sektor teknologi informasi, utilitas, dan industri yang mencatatkan rekor penutupan tertinggi baru.

Kinerja kuat saham-saham raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia menjadi motor utama penguatan indeks. Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah 1,20 poin ke level 46.601,78.

Pelemahan ini bersifat teknikal karena sebagian investor melakukan aksi ambil untung setelah reli beruntun selama beberapa hari. Meskipun demikian, tren umum di pasar AS tetap menunjukkan arah penguatan, terutama berkat optimisme terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve.

Analis memperkirakan, jika sentimen positif di Wall Street berlanjut, pasar Asia akan terus mendapatkan dorongan pada sesi perdagangan berikutnya. Sektor teknologi diprediksi tetap menjadi penopang utama, sementara sektor energi dan keuangan berpotensi mengimbangi penguatan di tengah fluktuasi harga komoditas global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index