Pertumbuhan Ekonomi Digital ASEAN Didukung E-Commerce, Raih Rp4.344 Triliun

Jumat, 10 Oktober 2025 | 13:31:10 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Digital ASEAN Didukung E-Commerce, Raih Rp4.344 Triliun

JAKARTA - Transformasi digital di Asia Tenggara kini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, terutama melalui sektor e-commerce. 

Indonesia turut merasakan percepatan signifikan pada layanan digital seperti transportasi, fintech, dan asuransi. Perubahan ini menuntut adaptasi cepat dari pelaku industri untuk tetap relevan dan terpercaya.

E-Commerce Jadi Motor Pertumbuhan

Sektor e-commerce menyumbang GMV terbesar, mencapai USD 65 miliar atau setara Rp1.082 triliun. Tren ini mencerminkan perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengandalkan transaksi digital. Pertumbuhan ini mendorong perusahaan keuangan dan asuransi menyesuaikan produk serta layanan sesuai kebutuhan konsumen baru.

Angka Utama:

Total ekonomi digital ASEAN 2024: USD 263 miliar (~Rp4.344 triliun)

Kenaikan YoY: 15%

GMV e-commerce: USD 65 miliar (~Rp1.082 triliun)

Regulasi dan Kepercayaan Publik Jadi Kunci

Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tata kelola dan kepercayaan publik. OJK melalui POJK 11/2023 dan POJK 23/2023 menekankan pentingnya governance, manajemen risiko, dan transparansi. Regulasi ini menjadi "rem dan pedal gas," mendorong inovasi sambil memastikan pertumbuhan industri tetap akuntabel.

Catatan Penting:

Kepercayaan publik kini menjadi aset utama.

Pengalaman pengguna mempengaruhi reputasi perusahaan.

Kepatuhan regulasi menjadi dasar transformasi yang sehat.

AI dan Data Tingkatkan Efisiensi Asuransi

Perusahaan asuransi memanfaatkan big data dan AI untuk mempercepat klaim, menilai risiko lebih akurat, serta menekan fraud. 

Contohnya, klaim yang sebelumnya membutuhkan 7 hari kini bisa selesai kurang dari 24 jam, dengan deteksi fraud mencapai lebih dari 90%. Sistem ini meningkatkan efisiensi operasional sekaligus transparansi.

Inovasi Digital:

Produk usage-based insurance menyesuaikan premi berdasarkan perilaku pengguna.

Data analitik membantu menekan fraud hingga sekitar 10% dari total klaim.

AI mendukung audit digital dan akuntabilitas penuh.

Produk Personal dan Inklusi Keuangan

Transformasi digital memungkinkan layanan lebih personal dan inklusif. Produk asuransi kini bisa berbasis durasi, aktivitas, atau kebutuhan spesifik pengguna. Penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, sekitar 2,72–2,80% terhadap PDB, menunjukkan ruang pertumbuhan yang besar bagi industri digital.

Fakta Penting:

Video commerce menyumbang 20% GMV e-commerce, naik signifikan sejak 2022.

Transportasi digital dan layanan pengantaran tumbuh 13% YoY di Indonesia.

Perbankan mengembangkan super app untuk layanan multi-dimensi.

Transformasi digital bukan proses sementara, melainkan strategi jangka panjang. Perusahaan yang adaptif, akuntabel, dan dipercaya konsumenlah yang akan bertahan. Kepercayaan, tata kelola, dan inovasi menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi digital yang sehat dan berkelanjutan.

Terkini