Garuda Indonesia Aktifkan Kembali 5 Pesawat Airbus, Mengoptimalkan Armada

Jumat, 10 Oktober 2025 | 12:23:52 WIB
Garuda Indonesia Aktifkan Kembali 5 Pesawat Airbus, Mengoptimalkan Armada

JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengambil langkah strategis dengan mengaktifkan kembali lima pesawat Airbus yang sempat grounded. 

Menandai upaya signifikan perseroan dalam memulihkan kapasitas operasional dan memaksimalkan potensi pasar. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Garuda Indonesia Group untuk mengurangi beban sunk cost dan memperkuat posisi keuangan di tengah tantangan industri penerbangan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menekankan bahwa pengaktifan kembali armada ini merupakan prioritas utama, karena keterbatasan pesawat yang beroperasi berdampak langsung pada kemampuan menyerap permintaan pasar. 

“Untuk mengurangi gap armada tersebut, Garuda Indonesia Group dengan dukungan dari Danantara telah berhasil mengaktifkan kembali lima armada Airbus A320 yang dioperasikan oleh Citilink,” ujarnya melalui keterangan resmi.

Perseroan menargetkan secara bertahap dapat merestorasi hingga 15 armada pesawat Citilink hingga akhir tahun 2025. Upaya ini sejalan dengan program perbaikan kinerja yang meliputi peningkatan kapasitas produksi dan fokus pada rute-rute penerbangan yang menguntungkan, termasuk melalui program restrukturisasi rute.

Pemulihan Armada dan Efisiensi Operasional

Garuda Indonesia menghadapi tantangan operasional akibat sejumlah armada yang sempat grounded. Pesawat yang tidak beroperasi tetap menimbulkan beban finansial (sunk cost), sehingga pengaktifan kembali lima Airbus A320 menjadi langkah penting untuk menurunkan risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi gap armada dan meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi permintaan pasar yang terus bergerak dinamis. Wildan menekankan bahwa dukungan dari Danantara memberikan dorongan signifikan dalam pemulihan armada dan optimalisasi operasional.

Fokus pada Kinerja Rute dan Profitabilitas

Sebagai bagian dari strategi jangka menengah, Garuda Indonesia menekankan pengelolaan rute penerbangan yang lebih selektif dan fokus pada rute-rute yang profitable.

Program restrukturisasi rute ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, menurunkan beban usaha, dan memastikan setiap penerbangan memberikan kontribusi optimal terhadap pendapatan.

Wildan menegaskan, “Dengan berbagai upaya perbaikan yang sedang berjalan dan dukungan penuh dari Danantara, kami targetkan di akhir tahun ini Garuda Indonesia akan dapat segera memperbaiki posisi ekuitas kami menjadi positif.”

Langkah ini menunjukkan komitmen perseroan untuk memperkuat pondasi keuangan pasca-restrukturisasi dan menjaga kesinambungan operasional.

Pertumbuhan Pendapatan Armada

Data operasional menunjukkan peningkatan pendapatan rata-rata per armada. Pendapatan Garuda Indonesia untuk setiap pesawat yang beroperasi periode Januari-Juni 2025 naik 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari US$15,68 juta menjadi US$15,88 juta. 

Citilink juga mencatat pertumbuhan pendapatan per pesawat sebesar 4,4%, dari US$10,99 juta menjadi US$11,47 juta.

Selain itu, penerbangan tidak berjadwal (charter) mencatatkan peningkatan signifikan, mencapai US$205,84 juta, tumbuh 15,66% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan ini menjadi bukti bahwa pemulihan armada berdampak positif terhadap kinerja usaha secara keseluruhan.

Manajemen Beban dan Tantangan Profitabilitas

Seiring pemulihan operasional, Garuda Indonesia berhasil menurunkan beban usaha menjadi US$1,50 miliar dibandingkan US$1,53 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan efektivitas upaya efisiensi dan manajemen biaya yang dijalankan perseroan.

Meskipun terjadi peningkatan pendapatan dan penurunan beban, profitabilitas masih tertekan akibat kewajiban keuangan jangka panjang pasca-restrukturisasi. 

Namun, langkah strategis pengaktifan kembali armada, pengelolaan rute yang selektif, dan dukungan Danantara diharapkan mampu memperbaiki posisi ekuitas serta membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan hingga akhir tahun.

Dengan strategi ini, Garuda Indonesia memperlihatkan komitmen untuk mengembalikan performa armada dan keuangan perusahaan sekaligus menjaga layanan bagi penumpang. 

Pemulihan lima pesawat Airbus menjadi simbol nyata bahwa perseroan serius mengatasi tantangan operasional sambil memaksimalkan potensi pasar dan profitabilitas di masa mendatang.

Terkini