JAKARTA - Umur panjang perempuan dibanding laki-laki menarik perhatian ilmuwan di seluruh dunia.
Pola ini tidak hanya berlaku pada manusia, tetapi juga terlihat pada banyak mamalia. Penelitian menunjukkan bahwa faktor biologis dan evolusi berperan besar dalam menentukan perbedaan umur hidup ini.
Perbedaan umur tidak selalu ditentukan ukuran tubuh atau kekuatan fisik. Bagaimana individu berevolusi untuk bertahan hidup, bereproduksi, dan melindungi keturunan menjadi faktor utama. Kromosom dan sistem kekebalan tubuh berperan besar dalam menjaga kelangsungan hidup setiap jenis kelamin.
Persaingan Antar Pejantan
Perebutan pasangan menjadi faktor yang memperpendek umur mamalia jantan. Hewan poligami sering kali menghadapi pertempuran fisik demi mendapatkan pasangan. Tanduk, gading, atau otot bisa membantu, tetapi menguras energi dan meningkatkan risiko cedera.
Energi yang terkuras membuat pejantan lebih cepat rapuh seiring waktu. Tingkat persaingan pada burung lebih rendah karena banyak spesies monogami. Dalam kondisi ini, jantan dapat hidup lebih lama karena tidak harus berjuang sepanjang hidup mereka.
Persaingan memengaruhi tingkat stres dan keausan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan perilaku reproduksi berdampak langsung pada umur hidup. Pola ini menjadi bagian evolusi yang terus berlangsung pada mamalia.
Peran Mengasuh Anak
Mamalia betina biasanya menginvestasikan waktu dan energi besar untuk merawat anak-anaknya. Perlindungan dan pendidikan anak menjadi faktor kelangsungan hidup generasi berikut. Misalnya, primata betina hidup lebih lama agar anak dapat tumbuh mandiri.
Mengasuh anak bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga membutuhkan perhatian dan strategi bertahan hidup. Ibu yang sehat memiliki peluang lebih besar memastikan keturunan berkembang optimal. Peran ini mencerminkan hubungan erat antara reproduksi dan umur hidup.
Kehidupan yang diorientasikan pada perlindungan keturunan memperkuat pola umur panjang betina. Ini terlihat jelas pada berbagai spesies mamalia di alam maupun di penangkaran. Evolusi telah membentuk perempuan lebih tahan terhadap risiko ini.
Lingkungan dan Sistem Kekebalan Tubuh
Lingkungan memengaruhi, tetapi tidak sepenuhnya menentukan umur. Di penangkaran, predator hilang, makanan terjamin, dan pengawasan medis tersedia. Meski begitu, perbedaan umur antar jenis kelamin tetap ada.
Betina memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat, yang membantu melawan infeksi dan meningkatkan kelangsungan hidup. Namun, respons imun yang kuat juga menciptakan risiko penyakit autoimun. Laki-laki lebih rentan infeksi, tetapi cenderung terhindar dari beberapa penyakit autoimun.
Faktor lingkungan memperlihatkan bahwa genetika dan sistem imun tetap dominan. Upaya modern dalam perawatan kesehatan hanya mempersempit kesenjangan, tetapi tidak menghapus sepenuhnya. Biologi tetap memainkan peran utama dalam umur hidup.
Manusia Mencerminkan Pola Mamalia
Perempuan hidup lebih lama daripada laki-laki di hampir setiap budaya dan era. Faktor gaya hidup seperti merokok, stres, dan pola makan berkontribusi, namun kromosom dan sistem kekebalan tetap berperan. Kedokteran modern dapat mempersempit, tetapi tidak membatalkan pola evolusi.
Kesenjangan umur bukan sekadar hasil budaya atau lingkungan, tetapi terbentuk selama jutaan tahun. Tekanan bertahan hidup, reproduksi, dan evolusi membentuk rancangan biologis kedua jenis kelamin. Manusia mengikuti pola yang serupa dengan mamalia lainnya.
Meskipun sains terus mengembangkan pengobatan baru dan mengurangi kesenjangan gaya hidup, rancangan biologis tetap bertahan. Kromosom, sistem kekebalan, dan sejarah evolusi masih menentukan berapa lama masing-masing jenis kelamin bisa bertahan.
Kesimpulannya, umur panjang perempuan adalah hasil kombinasi genetika, evolusi, dan peran reproduksi. Faktor biologis ini muncul pada mamalia lain dan menjadi bagian alami dari kehidupan manusia. Memahami pola ini membantu menghargai peran kompleks biologi dalam kehidupan sehari-hari.