Tips Mengendalikan Nada Bicara Agar Hubungan Antara Pasangan Tetap Harmonis

Rabu, 08 Oktober 2025 | 13:35:51 WIB
Tips Mengendalikan Nada Bicara Agar Hubungan Antara Pasangan Tetap Harmonis

JAKARTA - Banyak pertengkaran pasangan dipicu nada suara, bukan kata-kata.

Intonasi salah bisa mengubah percakapan ringan menjadi konflik besar. Kesadaran dan latihan mengatur nada bicara dapat memperkuat hubungan.

Nada Suara Lebih Berpengaruh dari Kata-Kata

Banyak orang mengira pertengkaran pasangan disebabkan oleh uang, hubungan intim, atau pengasuhan anak. Namun psikolog Dr. Mark Travers menemukan penyebab utama justru nada suara.

Nada yang salah bisa membuat percakapan sederhana berubah menjadi pertengkaran serius, meski kata-kata yang diucapkan sebenarnya netral. Penelitian menunjukkan sebagian besar makna pesan disampaikan lewat bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara, bukan kata-kata.

Misalnya, kalimat “Kamu sudah buang sampah belum?” bisa terdengar menanyakan secara biasa atau terdengar menuduh, tergantung intonasinya. Begitu pula ucapan “Terserah kamu deh…” bisa terdengar menyindir meski maksudnya netral.

Travers menekankan bahwa dalam konflik, nada membawa beban emosional. Nada tajam terdengar menyalahkan, nada datar terasa acuh, dan sarkasme bisa diterima sebagai penghinaan. Kita mungkin lupa kata-kata yang diucapkan, tapi selalu ingat bagaimana pasangan berbicara dan perasaan yang ditimbulkan.

Kesalahan Nada Bicara Sering Terjadi Saat Stres

Semua orang bisa terpeleset dalam nada bicara. Saat lelah, stres, atau terburu-buru, intonasi yang keluar sering tidak sesuai niat. Hal ini bisa memicu eskalasi konflik bahkan untuk masalah kecil.

Solusi utama menurut Travers adalah kesadaran diri. Jika menyadari nada terdengar tajam, hentikan percakapan sejenak dan perbaiki. Beberapa contoh kalimat yang bisa digunakan:

“Maaf, nadaku barusan terdengar agak tajam. Aku coba ulangi ya.”

“Aku sadar kalimat itu kedengaran kasar. Maksudku sebenarnya…”

“Tunggu sebentar, aku gak suka nada ucapanku tadi. Aku ulang lagi.”

Langkah sederhana ini membantu mencegah emosi berkembang menjadi pertengkaran lebih besar. Dengan latihan, mengakui dan memperbaiki nada bicara menjadi kebiasaan yang memperkuat hubungan.

Menghentikan Siklus Nada Negatif

Saat pasangan berbicara dengan nada tinggi, respons spontan biasanya membalas dengan nada serupa. Pola ini justru memperburuk suasana dan mengalihkan fokus dari masalah utama. Travers menyarankan untuk menghentikan siklus ini dengan respons tenang, misalnya:

“Aku gak suka cara kamu ngomong barusan. Bisa diulang dengan cara lain?”

“Aku mau dengar pendapatmu, tapi nada kamu bikin aku sulit fokus.”

“Aku tahu kamu kesal, tapi bisa jelaskan dengan lebih tenang?”

Respons semacam ini tidak menuduh, tidak defensif, dan hanya mendorong komunikasi lebih baik. Namun, kadang kedua pihak sudah sama-sama defensif atau saling menyindir. Dalam situasi ini, salah satu pihak perlu cukup berani menekan “tombol reset.

Reset Phrase untuk Mengurangi Ketegangan

Reset phrase adalah kalimat atau tindakan yang menurunkan ketegangan dan mengembalikan percakapan ke jalur produktif. Contohnya: “Ayo mulai dari awal,” atau lelucon kecil untuk mencairkan suasana. Gestur nonverbal seperti menggenggam tangan pasangan juga bisa membantu.

Travers mencontohkan, kadang istrinya tertawa dan berkata, “Dengar deh, kita kayak remaja lagi berdebat.” Kadang Travers yang bercanda berkata, “Istirahat dulu yuk.” Reset phrase tidak menghapus perbedaan pendapat, tetapi menurunkan ketegangan sehingga percakapan bisa lebih konstruktif.

Dengan latihan, pasangan dapat menghadapi konflik dengan lebih tenang, memahami maksud masing-masing, dan memperkuat hubungan. Kesadaran terhadap nada bicara menjadi kunci utama menjaga keharmonisan pasangan.

Mengakui kesalahan, memperbaiki intonasi, dan menggunakan reset phrase secara konsisten dapat mencegah percakapan ringan berubah menjadi pertengkaran besar. Dengan langkah-langkah sederhana ini, komunikasi menjadi lebih jelas, emosi terkendali, dan hubungan lebih harmonis.

Latihan kesadaran terhadap nada bicara juga membantu pasangan membangun empati dan pengertian. Alih-alih fokus pada kesalahan kata-kata, pasangan belajar fokus pada intonasi dan konteks.

Strategi ini mengurangi friksi sehari-hari, memperkuat koneksi emosional, dan membuat hubungan lebih sehat dalam jangka panjang.

Terkini