JAKARTA - Teluk Akaroa kini menerapkan aturan ketat bagi wisata lumba-lumba Hector, langkah yang bertujuan menjaga kelangsungan hidup spesies langka ini sekaligus menyeimbangkan industri pariwisata lokal.
Perlindungan Lumba-Lumba Hector yang Semakin Ketat
Lumba-lumba Hector, salah satu spesies terkecil di dunia, hanya hidup di perairan Selandia Baru. Teluk Akaroa menjadi lokasi favorit pengunjung untuk mengamati hewan ini. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas kapal wisata dapat mengganggu perilaku alami mereka.
Departemen Konservasi (DOC) pun menetapkan pembatasan jumlah perjalanan harian untuk enam operator resmi di wilayah tersebut.
Andy Thompson, manajer operasional DOC, menjelaskan, batas maksimal 20 perjalanan per hari di musim sibuk dan 12 perjalanan per hari selama enam bulan tertentu. Aturan ini dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi lumba-lumba mencari makan dan beristirahat tanpa gangguan, sekaligus menjaga kualitas pengalaman wisatawan.
Tantangan bagi Operator Tur Lokal
Tidak semua operator menyambut baik aturan baru ini. Hugh Waghorn dari Akaroa Dolphins menyatakan bahwa tidak ada bukti jelas bahwa kegiatan wisata menyebabkan lumba-lumba meninggalkan teluk. Pembatasan ini berarti mereka harus mengurangi jumlah perjalanan harian, berpotensi memengaruhi pendapatan dan tenaga kerja.
Paul Milligan, CEO Black Cat Cruises, mendukung tujuan konservasi, tetapi menekankan pembatasan ini membatasi potensi pertumbuhan bisnis. Ia menyoroti pentingnya menemukan keseimbangan antara perlindungan satwa dan keberlanjutan usaha pariwisata.
Masalah dari Aktivitas Lain di Teluk
Selain operator resmi, perahu rekreasi pribadi juga memberi tekanan terhadap populasi lumba-lumba Hector. Ratusan kapal bergerak bolak-balik di teluk saat musim panas, dan DOC memiliki keterbatasan untuk mengatur aktivitas ini.
Kini, lembaga konservasi sedang mempertimbangkan penetapan zona pembatasan kecepatan bagi perahu rekreasi agar meminimalkan gangguan terhadap hewan.
Waghorn menambahkan, investasi besar dalam katamaran khusus tidak bisa diganti dengan kapal lebih besar. Hal ini menegaskan bahwa perlindungan lumba-lumba memerlukan pendekatan menyeluruh, termasuk edukasi bagi pengunjung dan pengelolaan semua aktivitas di teluk.
Upaya Jangka Panjang untuk Keberlanjutan
DOC menekankan bahwa aturan untuk memperlambat kecepatan kapal hingga idle dan mendekati hewan hanya dari sisi atau belakang penting untuk melindungi perilaku alami lumba-lumba.
Populasi lumba-lumba yang sehat tidak hanya menjamin kelangsungan hidup spesies, tetapi juga menjaga nilai budaya dan ekonomi pariwisata Teluk Akaroa.
Andy Thompson menegaskan bahwa kerja sama antara operator, komunitas lokal, dan DOC menjadi kunci keberhasilan. Semua pihak diingatkan untuk mematuhi aturan mamalia laut demi memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan lumba-lumba Hector di habitat aslinya.