JAKARTA - Harga Bitcoin kembali menguat menembus level US$120.000, mencatat pencapaian penting setelah tujuh pekan sebelumnya berada di bawah rekor tertingginya.
Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya spekulasi pasar global, di tengah kondisi ketidakpastian politik dan ekonomi di Amerika Serikat. Berdasarkan data pasar, Bitcoin terpantau menguat 2% ke level US$120.163.
Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini telah naik sekitar 10% sejak pekan lalu, sekaligus mencatatkan reli enam hari beruntun. Meski demikian, rekor tertinggi Bitcoin masih berada di level US$124.514 yang tercapai pertengahan Agustus lalu.
Selain Bitcoin, sejumlah altcoin juga mengalami lonjakan signifikan. Solana naik 5,7%, Litecoin menguat 6,7%, dan Dogecoin tumbuh 4,7%. Reli ini turut mendorong kenaikan saham perusahaan terkait kripto, termasuk Coinbase Global Inc. yang meningkat 7,8%, Strategy Inc. naik 3,5%, serta MARA Holdings Inc. yang bertambah 2,1%.
Peran Bitcoin Sebagai Emas Digital
Sebagai mata uang kripto pertama di dunia, Bitcoin kerap dijuluki “emas digital” oleh para pendukungnya. Julukan ini lahir karena perannya dianggap mirip dengan logam mulia, terutama ketika pasar menghadapi gejolak global. Investor seringkali menjadikan Bitcoin sebagai lindung nilai alternatif ketika ketidakpastian meningkat.
Sementara itu, harga emas sempat terkoreksi setelah mencapai rekor tertinggi sebelumnya. Pergerakan ini mempertegas bahwa aset kripto mampu menawarkan peluang investasi tersendiri, terutama bagi investor yang mencari diversifikasi portofolio.
Seiring perkembangan tersebut, para pelaku pasar semakin memperhatikan dinamika kripto dalam hubungannya dengan tren makroekonomi global. Penguatan Bitcoin kali ini dianggap bukan hanya dipengaruhi faktor teknikal, melainkan juga sentimen besar di tingkat internasional.
Analisis dan Sentimen Pasar Kripto
Trader OTC di Flowdesk, Karim Dandashy, menilai bahwa untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, tema makro memberi pengaruh besar terhadap pergerakan Bitcoin. Ia menyebut adanya arus masuk ETF Bitcoin senilai US$1,5 miliar sepanjang pekan ini, yang menandakan minat investor kian kuat.
David Lawant, Head of Research di FalconX, menjelaskan bahwa struktur pasar Bitcoin memang telah lama menunggu momentum breakout. Ia menyoroti order book spot yang memperlihatkan tekanan jual terus bertahan berbulan-bulan tanpa penurunan harga signifikan, menandakan adanya penyerapan pasar yang solid.
“Situasi ini ibarat pegas terkompresi. Ketika tekanan pasokan mulai menipis, reli tajam bisa terjadi secara beruntun. Kondisi inilah yang tampaknya berlangsung saat ini,” ujar Lawant. Hal tersebut menunjukkan adanya kekuatan pasar yang lebih besar dibandingkan hambatan teknis yang sempat menahan pergerakan harga.
Pola Historis dan Optimisme Uptober
Sentimen positif bagi Bitcoin juga didukung oleh kinerja historis yang kuat pada bulan Oktober, dikenal dengan istilah “Uptober.” Dalam sepuluh tahun terakhir, Bitcoin mencatat kenaikan di sembilan bulan Oktober, memperkuat keyakinan investor bahwa tren penguatan bisa berlanjut.
Ryan Watkins, Co-founder Syncracy Capital, mengatakan bahwa meskipun September dikenal sebagai bulan yang lemah untuk Bitcoin, kuartal IV justru cenderung menjadi periode terkuat. “Walaupun saya bukan pendukung teori musiman, terkadang hal ini menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya,” ujarnya.
Dengan dukungan sentimen global, aliran dana institusional, serta pola historis yang positif, Bitcoin diperkirakan masih memiliki ruang untuk mendekati bahkan melampaui rekor tertingginya. Lonjakan ini juga memberi efek domino pada altcoin serta saham perusahaan yang bergerak di ekosistem kripto.